Menjadi suami isteri yang baru merupakan kondisi yang
berbeda sama sekali dibanding ketika bujangan. Menjadi suami isteri berarti
bertemunya dua watak, perasaan, keinginan, kebiasaan, dan kesenangan yang
berbeda. Maka yang harus dilakukan adalah berupaya untuk saling memahami dan
menyesuaikan diri serta membuat kesepakatan yang sama untuk tujuan sebuah
keluarga.
Rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang dibangun di atas tujuan mencari ridho Alloh subhanahu wa ta'ala dan masing-masing pasangan memahami tugas, peran, fungsi, hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya di dalam rumah tangga.
Rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang dibangun di atas tujuan mencari ridho Alloh subhanahu wa ta'ala dan masing-masing pasangan memahami tugas, peran, fungsi, hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya di dalam rumah tangga.
A. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI
Setiap orang tua mempunyai hak atas anaknya. Demikian pula seorang anak mempunyai hak atas ayahnya. Kewajiban-kewajiban seorang Ayah adalah:
Setiap orang tua mempunyai hak atas anaknya. Demikian pula seorang anak mempunyai hak atas ayahnya. Kewajiban-kewajiban seorang Ayah adalah:
- Mendapatkan calon ibu yang sholihah yang akan mengandung, menyusui dan
mendidik putra-putrinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan
bahwa biasanya suami itu memilih wanita yang ingin dijadikan isteri dengan empat
alasan, karena kecantikkannya, nasabnya, hartanya dan agama-nya dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan agar calon suami menitikberatkan pada
faktor agama.
- Seorang suami mengerti cara menggauli istrinya.
- Seorang suami ketika awal menemui istrinya hendaklah berdo’a meminta
kebaikan dari istri yang diberikan-Nya, lalu meletakkan tangannya di atas
ubun-ubun kepala isterinya dengan berdoa:
---------------------------- Huruf Arab ----------------------------Kemudian sholat bersamanya dua raka’at.
- Selanjutnya ia mendatangi isterinya dengan menyenangkan hati isterinya,
sehingga suasana nyaman, hangat, dan indah berkesan.
- Jika ia hendak mendatanginya, maka hendaklah ia (suami) berdo’a,
---------------------------- Huruf Arab ----------------------------“Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauh-kanlah syaithon dari apa-apa yang Engkau rizqikan kepada kami.”
Apabila sang suami telah mencapai kepuasan, maka hendaklah ia menunggu sampai sang isteri mencapai kepuasannya.
- Suami tidak memaksa ketika sang isteri sedang tidak tenang hatinya atau sedang kelelahan karena seharian mengurus rumah dan anak.
- Seorang suami ketika awal menemui istrinya hendaklah berdo’a meminta
kebaikan dari istri yang diberikan-Nya, lalu meletakkan tangannya di atas
ubun-ubun kepala isterinya dengan berdoa:
- Suami mendorong isteri untuk memperbanyak kela-hiran atau mempunyai anak.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Nikahilah perempuan yang
penyayang dan dapat mem-punyai banyak anak (subur), karena aku bangga dengan
sebab banyaknya kalian di hadapan para nabi nanti pada hari Kiamat.” (HR. Ahmad
No: 13594)
- Memimpin anak-anak dan isterinya, menjadi orang yang dituakan, hakim,
sekaligus pendidik, sehingga tidak ada anggota keluarga yang menyimpang akhlak
dan adabnya.
Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala, “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menaf-kahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa, 4:34)
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan. Di dalamnya ada malaikat yang kasar lagi bengis yang tidak mengingkari terhadap apa yang diperintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS.At-Tahrim:6)
Biasakan dirimu dengan ketaatan dan kebaikan, kemudian ajarkan kepada anak-anak dan isterimu kebaikan dan ketaatan itu.
- Memberi nafkah dengan memberikan makanan yang halal, pakaian dan tempat
tinggal.
Firman Allah, “Hendaknya orang yang mempunyai kelelua-saan itu memberikan nafkah sesuai dengan keleluasaannya.” (QS: At-Thalaq: 7)
- Nabi  bersabda,
---------------------------- Huruf Arab ----------------------------“Satu dinar yang kamu belanjakan di jalan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, satu dinar yang kamu belanjakan untuk (membebaskan) seorang budak, satu dinar yang kau sedekahkan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu belanjakan untuk keluargamu, maka yang terbesar (pahalanya) adalah dinar yang kamu belanjakan untuk keluargamu.” (HR. Imam Muslim dari Abu Hurairoh Radhiallahu 'anhu No: 995)
- Menyediakan rumah atau tempat tinggal untuk istri dan anaknya.
- Menjadi teladan bagi anak dan istri dalam kebaikan dan ketakwaan kepada
Alloh Subhananu wa Ta'ala. Dalam bimbingan suami yang sholih dan istri yang
sholihah sangat memungkinkan bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dalam
suasana yang baik dan penuh keimanan.
- Menghormati orang tua dan keluarga istri serta kerabatnya. Sebab bila
seseorang menikah, dia bukanlah menikah dengan istrinya saja, tetapi dia juga
mengambil saudara dan kerabat istrinya sebagai saudara dan kerabatnya yang harus
disayangi juga.
- Menganjurkan dan menggairahkan isteri untuk meningkatkan wawasan dan
keilmuan. Menghadiri majlis ilmu dan mempelajari ilmu yang sesuai dengan kodrat
wanita, dengan tetap memperhatikan keamanan dan tidak adanya ikhtilat dengan
laki-laki.
- Menyediakan waktu khusus bagi istri dan mendengarkan keluhan-keluhannya.
Menghargai pekerjaan rumahnya dan pemeliharaan anak-anaknya. Jika mengetahui ia
melakukan kekeliruan tidak segera mencelanya, tetapi menasehatinya dengan cara
yang baik.
- Tidak mencelanya maupun membanding-bandingkan-nya dengan wanita lain yang
lebih baik. Sebab kita pun sangat tidak senang, jika dibanding-bandingkan dengan
orang lain, karena setiap orang punya kekurangan dan kelebihan, demikian juga
sang istri.
- Mengajak istri dan anak-anak mengunjungi orang-orang sholih untuk mencontoh
mereka. Mengunjungi guru dan meminta nasehat darinya.
- Mengajak istri dan anak-anak untuk sesekali mengisi liburan dengan rekreasi
ke tempat yang sejuk dan menyegarkan fisik dan pikiran. Mengadakan permainan
yang menggembirakan seperti olah raga dan bermain kejar-kejaran dengan istri dan
anak-anak.
- Memberikan hadiah yang mendidik kepada isteri dan anak jika melakukan
sesuatu yang baik. Tidak mengukur hadiah dari mahalnya harga, tetapi dari
perhatian yang tepat, saat yang sesuai dan disaat mereka terlihat meng-harapkan
perhatian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar