HuraiyatulJannah
Meniti Langkah Menuju Ridho Illahi, Hingga Ridho-Nya Hantarkan Ke Jannah-Nya...
Assalamu'alaykum...
Selamat Datang.... ^_^
Kamis, 03 Maret 2011
Nikah (Resume Kultwit Gurunda Salim A. Fillah)
Bismillah...
Sharing resume kultwit tentang #Nikah dari Gurunda Salim A. Fillah :
1. Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati
2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya
3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan
4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”
5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarah Bulughul Mahram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah
6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. #Nikah
7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup
8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah: Ruhiyah, ‘Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah (Sosial)
9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 tahun, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 tahun, maka tak bisa disebut tergesa
10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa
11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini
12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggung jawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah
13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi
14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH
15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu
16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya. #Nikah
17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua. #Nikah
18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu #Nikah
19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan
20. Jika #Nikah masih terbayang sebab: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa
21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci ;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa obsesimu?”
22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri, ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?
23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya
24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliputi banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll
25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal ilmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah
26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumah tangga bukan karena ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah
27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi. #Nikah
28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah
29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah
30. Suami pulang dengan masalah berat disambut isteri yang memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi. #Nikah
32. Sebaliknya, Isteri yang sedang ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah
33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita cari pembantu. Istri: O, jadi aku dianggap pembantu?! Suami: Lho?! #Nikah
34. BEDA lagi: Suami single tasking, bisa marah kalau isterinya nan multitasking memintanya kerjakan beberapa hal berrangkai-rangkai. #Nikah
35. BEDA lagi: Isteri sering berkalimat tak langsung nan tak difahami suami. Misalnya Istri: Mas, Salma belum dijemput, aku masih harus masak! #Nikah
36. Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah
37. BEDA. Bagi suami masalah harus disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sangat penting (Spiral keluar) #Nikah
38. Dan banyak lagi BEDA yang jika tak diilmui potensial jadi masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC
39. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jadi suami/isteri, tiba-tiba sudah jadi ayah/ibu. Maka segeralah belajar jadi Ortu #Nikah
40. Anak adalah karunia yang hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah
41. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. Contoh Hadits: renggutan kasar pada bayi membekas di jiwa. #Nikah
42. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?” #Nikah
43. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak belajar untuk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah
44. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar untuk excuse dari kurangnya ikhtiyar. #Nikah
45. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sudah tua & sakit-sakitan ;p #Nikah
46. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bagi masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dalam taqwa (QS 4: 9) #Nikah
47. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenangan
48. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya segala penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi #Nikah
49. Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama
50. Fisik kita & pasangan bertanggung jawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang. #Nikah
51. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tanggung jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah
52. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah
53. Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat & aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty & charm ;)
54. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana. #Nikah
55. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dengan ilmu nan dangkal #Nikah
56. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah
57. Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikah sama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya
58. Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia
59. Maka memulai per #nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi
60. ‘Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi
61. Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah
62. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)
63. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu. #Nikah
64. Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikah menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan
65. Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dalam hitungan, tapi siaplah dengan kejutanNya;)
66. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih #Nikah di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya ;)
67. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah
68. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah
69. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung terhadap serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS #Nikah
70. Persiapan #Nikah yang sering terabai ialah nan kelima ini: Ijtima’iyah (Sosial). Pernikahan adalah peristiwa yang kompleks secara sosial
71. Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan
72. Untuk itu, mereka yang akan me #Nikah hendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan
73. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per #Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan
74. Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah ‘persahabatan’, Wa Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri. #Nikah
75. Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu secara ma’ruf
76. Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya; bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll. #Nikah
77. Per #Nikah-an kita harus hadir sebagai pengokoh kebajikan masyarakat, bukan beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor
78. Mulailah dengan perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti; tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adalah yang paling berhak diundang
79. Jika harus pindah tempat tinggal, mulai juga dengan perkenalan. Pr tokoh: datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah
80. Setelah itu, target besarnya adalah menjadikan pintu rumah kita sebagai yang paling pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan. #Nikah
81. Tentu berat menopangnya sendiri. Maka yang harus kita punya bukan hanya ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan saling menguatkan. #Nikah
82. Ilmuilah bagaimana cara menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah
83. Tampillah sebagai yang penting & bermanfaat dalam hajat-hajat kebahagiaan maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah
84. Tampillah sebagai yang terbaik sejangkau sesuai kemampuan; Imam Masjid, muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst #Nikah
85. Tampillah sebagai nan paling besar kontribusi dalam kebaikan-kebaikan sosial: Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst #Nikah
86. Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikah ini adalah bermampu diri untuk menjadi pribadi & keluarga yang AMAN, RAMAH, BERMANFAAT #Nikah
87. Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yang diambil dari bagian awal buku Bahagianya Merayakan Cinta #BMC
Nah, demikian tadi resume kultwit dari Gurunda Salim A. Fillah... :)
Nah, kalau boleh kusaranin nich, untuk mendukung yang disampaikan Gurunda Salim A. Fillah tadi, silakan sahabat baca buku yang terkait, seperti Bahagia Merayakan Cinta (Salim A. Fillah), Kado Pernikahan Untuk Istriku (Muh. Fauzil Adhim), Psikologi Suami istri, Cara Cerdas Menasehati Suami, Menjadi Istri Shalihah, Bunda Manajer Keluarga, Sakinah Bersamamu (Asma Nadia), Khadijah The True Love, 'Aisyah The True Beauty, Fatimah, dan masih banyak buku-buku lainnya... :)
Banyak buku-buku yang memuat banyak ilmu tentang pernikahan yang bisa dibaca... :)
Semoga bermanfaat ya... :)
Diposkan oleh Lina Lidia di 19.25