TUJUAN
Menjelaskan konsep dasar ekonometrika dan dapat merumuskan hubungan antar
variabel ekonomi dan menerapkan tahapan analisis ekonometrika
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
·
Memahami konsep dasar
ekonometrika
·
Memahami pembagian
ekonometrika
·
Memahami metodologi
ekonometrika
·
Membedakan
konsep regresi, kausalitas dan korelasi
URAIAN MATERI
Pengertian
Ekonometrika berarti secara
harfiah adalah pengukuran ekonomi. Tentunya banyak tokoh yang memberikan
definisi ekonometrika. Kita
dapat secara umum bahwa ekonometrika adalah gabungan ilmu ekonomi,
matematika, dan statistika untuk menganalisis ekonomi secara kuantitatif berdasarkan data empiris atau ekonometrika merupakan bagian dari ilmu ekonomi
yang menggunakan alat analisis matematika dan statistik untuk menganalisis
masalah dan fenomena ekonomi secara kuantitatif.
Pembagian Ekonometrika
Sebagai ilmu yang tersendiri, ekonometrika pada umumnya
dapat dibagi ke dalam dua kategori besar, yaitu:
§ Ekonometrika teori (theoritical
econometrics), yang berkaitan dengan pengembangan metode yang tepat untuk
mengukur hubungan-hubungan ekonomi yang ditetapkan oleh model ekonometrika.
Dalam pembahasannya lebih pada statistika matematis. Contohnya metode kuadrat
terkecil (least square method)
merupakan fokus dari ekonometrika teoritis yang menguraikan asumsi metode ini,
sifat-sifatnya dan apa yang terjadi pada sifat-sifat ini jika satu atau lebih
asumsi dalam metode ini tidak terpenuhi.
§ Ekonometrika terapan (applied
econometrics), yaitu menerapkan alat ekonometrika teoritis untuk
mempelajari beberapa bidang khusus dalam ilmu ekonomi, seperti fungsi produksi,
fungsi konsumsi dan lainnya.
Metodologi
ekonometrika
Penelitian
ekonometri biasanya mengikuti prosedur sbb:
Gambar Prosedur Penelitian Ekonometrika
Membedakan konsep regresi,
kausalitas dan korelasi
Regresi
menunjukkan hubungan pengaruh satu arah yaitu variabel independen ke variabel
dependen, sedangkan kausalitas menunjukkan hubungan dua arah. Dan Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur
kuatnya tingkat hubungan linear antara dua variabel.
EVALUASI
1.
Jelaskan
6 langkah yang merupakan cirri utama dalam penelitian berdasarkan metode ilmiah
!
2.
Sebutkan
beberapa definisi ekonometri menurut ahli ekonomi dari luar negeri ! Kemudian
Anda simpulkan dari semua itu !
3.
Jelaskan
metodologi dari ekonometrika !
4.
Jelaskan
perbedaan antara regresi, korelasi, dan kausalitas ! Dan berikan contohnya!
5.
Jelaskan
konsep-konsep berikut :
·
Data
nominal, ordinal, interval, dan rasio
·
Data
time series, cross section, dan pooled data
·
Variabel
stokastik dan non-stokastik
·
Ketergantungan
statistik dan ketergantungan fungsional
6.
Sebutkan
beberapa kegunaan dari ekonometrika!
MATERI 2
REGRESI LINEAR SEDERHANA
TUJUAN
Menjelaskan dapat mengoperasikan analisis regresi sederhana
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
·
Memahami konsep regresi linear
sederhana
·
Memahami perhitungan
regresi linear sederhana
·
Memahami dan mampu
mengoperasikan program EViews
·
Menjelaskan makna
dari hasil regresi linear sederhana dan output EViews
URAIAN MATERI
Konsep Regresi Linear
Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan suatu variabel dependen dengan variabel independen. Bila
hanya ada satu variabel dependen dan satu variabel independen, disebut analisis
regresi sederhana. Analisis regresi yang hanya terdiri atas dua variabel (satu
variabel dependen dan satu variabel independen), persamaannya adalah:
Yi = ß0 + ß1Xi + ei
Asumsi dalam
analisis regresi dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel Asumsi dalam Model Regresi Linear
No.
|
Asumsi Model
Regresi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Hubungan
antara yi dan xi dan x2 bersifat linear
(dalam parameter).
xi
dan x2 bersifat tetap
pada setiap obervasi, atau dengan kata lain nilainya tidak berubah-ubah
(tidak stokastik).
Nilai
x harus bervariasi.
Nilai
ei yang diharapkan (expected value) adalah nol, yaitu E(ei | xi)= 0,
karena nilai y yang diharapkan hanya dipengaruhi oleh variabel independen,
E(y)= ß0 + ß1xi.
Varian
variabel pengganggu ei adalah
sama atau bersifat homoskedastis, yaitu var(ei | xi)= σ2.
Tidak
ada korelasi serial antarresidual, antara ei
dengan ej atau tidak ada
hubugan antara ei dengan
ej, dilambangkan dengan
cov(ei,ej|xi, xj)=E(ei|xi) (ej|xj)=0.
Tidak
ada hubungan antara ei dengan
xj, sehingga cov(ui,xi)=0
Variabel
pengganggu ei berdistribusi
normal, dilambangkan e~N(0,σ2).
Tidak
ada multikolinearitas sempurna antar variabel independen.
Jumlah
observasi n harus lebih besar
daripada jumlah parameter yang diestimasi (sebanyak variabel independen).
|
Dengan asumsi di atas, model kuadrat
terkecil (OLS) akan memiliki sifat ideal yang sesuai dengan teori dari
Gauss-Markov. Menurutnya, estimator yang linear yang baik memiliki sifat BLUE (best linear unbiased estimatimator).
Sifat BLUE ini memerlukan kriteria:
·
Estimator
βI bersifat linear
terhadap variabel dependen.
·
Estimator
β1 bersifat tidak bias, berarti nilai rata-rata atau nilai β1 yang diharapkan atau E(β1)
sama dengan nilai β1 yang sesungguhnya.
·
Estimator
β1 memiliki varian yang minimum, sehinga disebut efisien.
Berikut ini
rumus untuk memperoleh nilai koefisien regresi untuk regrersi linear sederhana.
atau,
Dimana :
xi = Xi -
yi = Yi -
EVALUASI
1.
Data
negara Indonesia selama 13 tahun diketahui sebagai berikut :
Tahun
|
X
|
Y
|
1996
|
41.50
|
7.82
|
1997
|
70.47
|
4.7
|
1998
|
63.97
|
-13.13
|
1999
|
46.92
|
1.76
|
2000
|
72.55
|
3.92
|
2001
|
61.85
|
3.83
|
2002
|
43.37
|
4.38
|
2003
|
39.35
|
4.72
|
2004
|
47.79
|
5.03
|
2005
|
50.80
|
5.69
|
2006
|
43.72
|
5.50
|
2007
|
44.90
|
6.28
|
2008
|
50.13
|
6.06
|
Sumber : BPS,
diolah
Dimana :
Y = Pertumbuhan ekonomi Indonesia (persen)
X = Keterbukaan ekonomi (di-proxy dengan rasio ekspor dan impor
terhadap PDB, dalam satuan persen)
a)
Gambarkan
scatter diagram atau scattergram berdasarkan data di atas !
b)
Berdasarkan
scatter diagram, tentukan apakah
hubungan X dan Y positif atau negatif !
c)
Jika
hubungan X dan Y merupakan regresi linear sederhana dengan persamaan Yt
= a + bXt + et , dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil, coba Anda hitung koefisien regresi a dan b dengan cara manual !
Berikan makna masing-masing koefisien regresi tersebut ! Dan cari standard error masing-masing !
d)
Coba
jawab pertanyaan no c dengan menggunakan EViews !
e)
Jika
diketahui X = 55 , berapa ramalan Y ?
f)
Hitung
r2 dan r dengan cara manual, berikan juga interpretasinya !
g)
Jika
sekarang modelnya kita ubah menjadi model log-log yaitu lnY = a + lnX + e ,
menurut Anda lebih bagus mana ? Jelaskan alasannya dan buktikan !
2.
Data
negara Indonesia selama 13 tahun diketahui sebagai berikut :
Tahun
|
X
|
Y
|
1996
|
7.82
|
4628.2
|
1997
|
4.7
|
3473.4
|
1998
|
-13.13
|
4865.7
|
1999
|
1.76
|
8229.9
|
2000
|
3.92
|
9877.4
|
2001
|
3.83
|
3509.4
|
2002
|
4.38
|
3082.6
|
2003
|
4.72
|
5445.3
|
2004
|
5.03
|
4572.7
|
2005
|
5.69
|
8911
|
2006
|
5.50
|
5991.7
|
2007
|
6.28
|
10341.4
|
2008
|
6.06
|
14871.4
|
Sumber : BPS,
diolah
Dimana :
Y = Realisasi investasi asing langsung, FDI
(dalam juta US $)
X = Pertumbuhan ekonomi Indonesia (persen)
a)
Gambarkan
scatter diagram atau scattergram berdasarkan data di atas !
b)
Berdasarkan
scatter diagram, tentukan apakah
hubungan X dan Y positif atau negatif !
c)
Jika
hubungan X dan Y merupakan regresi linear sederhana dengan persamaan Yt
= a + bXt + et , dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil, coba Anda hitung koefisien regresi a dan b dengan cara manual !
Berikan makna masing-masing koefisien regresi tersebut ! Dan cari standard error masing-masing !
d)
Coba
jawab pertanyaan no c dengan menggunakan EViews !
e)
Jika
diketahui X = 7 , berapa ramalan Y ?
f)
Hitung
r2 dan r dengan cara manual, berikan juga interpretasinya !
g)
Jika
sekarang modelnya kita ubah menjadi model log-log yaitu lnY = a + lnX + e ,
menurut Anda lebih bagus mana ? Jelaskan alasannya dan buktikan !
MATERI 3
REGRESI LINEAR BERGANDA
TUJUAN
Menjelaskan dapat mengoperasikan model analisis regresi berganda
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda akan dapat:
·
Memahami model regresi linear
berganda
·
Memahami dan mampu
menghitung koefisien regresi berganda
·
Memahami makna dari hasil
regresi beserta uji koefisiennya baik parsial maupun keseluruhan
·
Mengoperasikan
program EViews untuk regresi linear berganda
URAIAN MATERI
Model
Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda merupakan analisis regresi linear yang
variabel bebasnya lebih dari satu buah. Sebenarnya sama dengan analisis
regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah saja.
Persamaan umumnya adalah :
Dengan Y
adalah variabel independen sedangkan X1 dan X2 adalah
variabel bebas, β0 adalah konstanta (intersept), β1
dan β2 adalah koefisien regresi pada
masing-masing variabel bebas dan ei adalah residual. Subkrip i
menunjukan observasi ke i untuk data cross
section dan jika kita gunakan data time
series biasanya kita beri subkrip t yang menunjukan waktu.
Selain sama
asumsi pada regresi sederhana, kita perlu menambah asumsi lagi didalamnya.
Adapun asumsinya adalah sebagai berikut :
1.
Hubungan antara Y
(Varibel dependen) dan X (variabel independen) adalah linear dalam parameter.
2.
Nilai X nilainya
tetap untuk observasi yang berulang-ulang (non-stocastic).
Karena variabel independennya lebih dari satu maka ditambah asumsi tidak ada
hubungan linear antara variabel independen atau tidak ada multikolinearitas
antara X1 dan X2 dalam persamaan (3.1).
3.
Nilai harapan (expected value) atau rata-rata dari
variabel gangguan ei adalah nol.
E(e|Xi) =
0
4.
Varian dari
variabel gangguan atau residual ei adalah sama (homoskedastisitas).
Var(ei|Xi) = E[ei – E(ei|Xi)]2
= E(ei2|Xi)
karena asumsi 3
= σ2
5.
Tidak ada serial
korelasi gangguan atau residual ei atau residual ei tidak saling berhubungan dengan residual ei
lain.
Cov(ei,ej|Xi,Xj)
= E[(ei – E(ei)|Xi)] [(ej – E(ej)|Xj)]
= E(ei|Xi) (ej|Xj)
= 0
6.
Variabel gangguan ei
berdistribusi normal.
Estimasi Koefisien Regresi
Berganda
Dengan
metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square = OLS) kita akan memperkirakan
koefisien regresi parsial.
Perhatikan
persamaan berikut:
Y = b1.23 + b12.3
X2 + b13.2 X3 + ei
Diperoleh persamaan normal sbb:
(3.8)
(3.9)
(3.10)
Dimana n =
jumlah observasi
EVALUASI
1.
Diketahui
data sbb:
Y
|
X1
|
X2
|
y
|
x1
|
x2
|
x1.y
|
x2.y
|
x1.x2
|
y2
|
x12
|
x22
|
2
|
2
|
4
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
1
|
2
|
4
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
1
|
1
|
4
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
1
|
1
|
3
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
5
|
3
|
6
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
4
|
4
|
6
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
7
|
5
|
3
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
6
|
5
|
4
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
7
|
7
|
3
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
8
|
6
|
3
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
3
|
4
|
5
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
3
|
3
|
5
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
6
|
6
|
9
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
6
|
6
|
8
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
10
|
8
|
6
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
9
|
9
|
7
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
6
|
10
|
5
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
6
|
9
|
5
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
9
|
4
|
7
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
10
|
4
|
7
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
.......
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
∑....
|
Dimana
:
Y
= Produktivitas kerja (dalam satu satuan produktivitas)
X1 = Sistem insentif /gaji (dalam satu satuan
insentif)
X2 = Motivasi kerja (dalam satu satuan motivasi
kerja)
Tentukan:
a)
Carilah
persamaan regresinya X1, X2 terhadap Y :
Y = b0 + b1X1
+ b2X2 + e
Dengan menggunakan cara manual:
Lengkapi tabel kosong di atas jika
diketahui:
xi
= Xi -
yi
= Yi -
diperoleh persamaan normalnya sbb:
∑x1y
= b1∑x12 + b2∑x1.x2
∑x2y
= b1∑x2.x1 + b2 ∑x22
Kemudian dari persamaan normal tersebut,
cari b1 dan b2 dengan cara eliminiasi substitusi.
Setelah didapat maka untuk diperoleh
persamaan regresi bergandanya dengan cara memasukkan hasil tersebut ke
persamaan sbb:
b)
Uji
persamaan regresinya, baik uji parsial (uji-t) maupun uji keseluruhan (uji-F)
lewat ANAVAR.
c)
Hitung
:
§
Koefisien
korelasi antara X1 dan Y (rYX1)
§
Koefisien
korelasi antara X2 dan Y (rYX2)
§
Koefisien
korelasi antara X2 dan X3 (rX2X3)
§
Koefisien
korelasi parsial antara X1 dan Y, jika X2 konstan (rYX1.
X2)
§
Koefisien
korelasi parsial antara X2 dan Y, jika X3 konstan (rYX2.
X3)
§
Koefisien
korelasi parsial antara X1 dan X2, jika Y konstan (rX1X2.
Y)
§
r2
YX1. X2 dan interpretasikan!
§
r2
YX2. X3 dan interpretasikan!
d)
Bagaimana
hasilnya jika menggunakan EVIEWS dalam analisis regresi tersebut (copy hasilnya
atau lampirkan)
2.
Data
time series selama 15 tahun meliputi
tiga variabel, yaitu X2 = tenaga kerja (ribuan orang), X3
= modal (dalam satuan mata uang), dan Y = output nasional (dalam satuan mata
uang).
X2
|
X3
|
Y
|
281,5
|
120.753
|
8.911,4
|
284,4
|
122.242
|
10.873,2
|
289
|
125.263
|
11.132,5
|
375,8
|
128.539
|
12.086,5
|
375,2
|
131.427
|
12.767,5
|
402,5
|
134.267
|
16.347,1
|
478
|
139.038
|
19.542,7
|
553,4
|
146.450
|
21.075,9
|
616,7
|
153.714
|
23.052
|
695,7
|
164.783
|
26.128,2
|
790,3
|
176.864
|
29.563,7
|
816
|
188.146
|
33.376,6
|
848,4
|
205.841
|
38.354,3
|
873,1
|
221.748
|
46.868,3
|
999,2
|
239.715
|
54.308
|
a)
Dengan
menggunakan Eviews, coba Saudara cari hasil regresi dari penerapan dua model
berikut untuk data di atas!
Ø Yi =
B0 + B12.3 X2i + B13.2 X3i
+ εi (populasi)
Yi = b0 + b12.3
X2i + b13.2 X3i + ei (sampel) ....... MODEL 1
Ø lnYi
= A0 + A12.3 lnX2i + A13.2 lnX3i
+ εi (populasi)
lnYi = a0 + a12.3
lnX2i + a13.2 lnX3i + ei (sampel)
...MODEL 2
b)
Dengan
menggunakan model 1, apakah secara individu b12.3 dan b13.2
signifikan secara statistik dengan α=0,05 ?
c)
Dengan
menggunakan model 1, uji hipotesis (α = 0,05) berikut:
H0 : B12.3 =
1 H0 :
B13.2 = 1
Ha : B12.3 ≠ 1 Ha : B13.2 ≠
1
d)
Dengan
menggunakan model 1, uji hipotesis (α = 0,05) berikut:
H0 : A12.3 =
1 H0 :
A13.2 = 1
Ha : A12.3 ≠ 1 Ha : A13.2 ≠
1
e)
Masih
menggunakan model 1, dengan analisis varian (ANAVAR), uji bahwa B12.3 = B13.2
= 0 , dengan alternatif salah satu koefisien ≠ 0.
(α = 0,05 dan α = 0,01)
f)
Menggunakan
model 2, dengan analisis varian (ANAVAR), uji bahwa A12.3 = A13.2 = 0
dengan alternatif salah satu koefisien ≠ 0.
(α = 0,05 dan α = 0,01)
g)
Bagaimana
cara menghitung elastisitas tenaga kerja dan modal terhadap output, baik untuk
model (1) dan (2) ?
h)
Hitung
R2 dan untuk model (1)
dan (2) ! Berdasarkan perhitungan tersebut, model mana yang lebih baik untuk
meramalkan ?
MATERI 4
REGRESI DENGAN VARIABEL INDEPENDEN KUALITATIF
TUJUAN
Memahami dan mampu mengoperasikan regresi dengan variabel independen
kualitatif (dummy variabel)
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
·
Memahami karakteristik
dari variabel dummy
·
Memahami regresi dengan
satu variabel kualitatif baik pada cross
section dan time series
·
Memahami regresi dengan
satu variabel kualitatif dua kategori
·
Memahami regresi dengan
dua atau lebih variabel kualitatif
·
Memahami
regresi linear dengan dua segmen dan perbandingan dua regresi pendekatan dummy variable
·
Memahami
penggunaan variabel dummy dalam analisis musiman
URAIAN MATERI
Karakteristik dari Variabel
Boneka (Dummy Variable)
Variabel dalam
persamaan regresi yang sifatnya kualitatif bisanya menunjukkan ada tidaknya
suatu “quality” atau “atribute’, misalnya laki atau perempuan, sarjana atau
bukan, dan seterusnya.
Salah satu metode
untuk mengkuantitatifkan atribut yang bersifat kualitatif tersebut adalah
dengan cara membentuk variabel yang sifatnya artificial (dummy) ke
dalam model persamaan regresi dengan mengambil nilai 1 (satu) atau 0 (nol).
Ketentuan
pemberikan angka 1 atau 0 bisa kita pahami bahwa :
·
Beri
angka 1 untuk menunjukkan adanya atribut.
·
Beri
angka 0 untuk menunjukkan tidak adanya atribut.
Contoh,
seseorang diberi angka 1 jika sarjana dan 0 jika bukan sarjana, nilai 1 jika
laki-laki dan 0 jika perempuan, nilai 1 jika periode krisis ekonomi dan 0 jika
tidak krisis ekonomi, nilai 1 untuk sesudah pemberlakuan UU dan 0 untuk sebelum
pemberlakuan UU, dan lain sebagainya.
Regresi dengan
Dua atau Lebih Variabel Kualitatif
Teknik persamaan
regresi dengan menggunakan variabel dummy dapat diperluas seandainya kita ingin
memasukkan lebih dari satu variabel kualitatif. Misalnya bahwa gaji karyawan
selain ditentukan oleh masa kerja juga oleh jenis kelamin (laki-laki /
perempuan), akan tetapi selain jenis kelamin sebagai variabel dummy-nya juga
memasukkan variabel jenjang pendidikan, yaitu S1 atau bukan, yang mempengaruhi
gaji.
Maka, model
persamaan regresinya adalah :
Yi
= β0 + β1 D1i + β2 D2i +
β3 Xi + ei
Dimana:
Yi = gaji karyawan tahunan
Xi = masa kerja karyawan (tahun)
D1i = 1 jika laki-laki
=
0, jika lainnya (perempuan)
D2i = 1, jika S1
=
0, jika lainnya
Kita perhatikan
bahwa masing-masing dari dua variabel kualitatif, yaitu jenis kelamin dan
tingkat pendidikan, mempunyai dua kategori atau kelas. Sehingga hanya
memerlukan dua variabel dummy saja, yaitu D1 dan D2.
Dalam hal ini, kategori dasarnya (the
base category) adalah karyawan bukan S1.
EVALUASI
1.
Apa
yang dimaksud dengan variabel dummy?
Dan apa gunanya?
2.
Jika
kita mempunyai data bulanan beberapa tahun, berapa variabel dummy yang harus
kita masukkan dalam model regresi untuk menguji hipotesis berikut?
a)
Semua
bulan (12 bulan) dalam setiap tahunnya menunjukkan pola musiman.
b)
Jika
hanya bulan Maret, Juni, Agustus, dan November yang menunjukkan pola musiman.
3.
Jika
diperoleh suatu model persamaan regresi berikut ini terkait dengan pengaruh
beberapa variabel kualitatitf terhadap penentuan sewa kamar kosan mahasiswa di
Bandung adalah:
Y = 3,13 + 4,69 D1 – 2,55 D2
+ 16,22 X1 + 0,48 X2
(1,44) (2,04) (1,13) (3,51) (0,25)
R2 = 0,89 (angka dalam kurung
adalah standard error)
Dimana :
Y =
sewa kamar kosan (satuan mata uang)
D1 = letak rumah kosan
=
1, dekat kampus
=
0, jauh dari kampus
D2 = tempat mandi di dalam kamar
=
1, jika ada tempat mandi di dalam kamar
=
0, tidak ada tempat mandi di dalam kamar
X1 = biaya renovasi (satuan mata uang)
X2 = pajak bumi bangunan (PBB) (satuan mata uang)
a)
Coba
Anda jelaskan maksud arti dari setiap koefisien dari regresi di atas!
b)
Masuk
akalkah menurut Anda jika variabel X2 dimasukkan dalam model
tersebut?
4.
Diketahui
data pendapatan triwulanan selama 5 tahun (dalam ribu rupiah) dari pemasukan
tiket masuk Kebun Binatang di Kota Bandung, diketahui juga data belum bebas
dari pengaruh musiman, adalah sebagai berikut:
Tahun
|
TRIWULANAN
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
1
|
22123
|
19445
|
28456
|
24278
|
2
|
20467
|
19759
|
28679
|
23668
|
3
|
24666
|
17388
|
29043
|
23677
|
4
|
23821
|
17123
|
30274
|
24116
|
5
|
24111
|
16899
|
32723
|
23994
|
Dengan mengikuti model sebagai berikut:
Yt = a0 + a1
D1 + a2 D2 + a3 D3 + et
Dimana :
Y =
pendapatan
D1 = 1, untuk triwulan II
=
0, lainnya
D2 = 1, untuk triwulan III
=
0, lainnya
D3 = 1, untuk triwulan IV
=
0, lainnya
a)
Buatlah
regresi dari data di atas !
b)
Bagaimana
menginterpretasikan koefisien arah dari masing-masing variabel dummy ?
c)
Bagaimana
menggunakan perkiraan koefisien arah untuk membebaskan data dari pengaruh
musiman ?
MATERI 5
MULTIKOLINEARITAS
TUJUAN
Menjelaskan dan memahami pelanggaran asumsi klasik : multikolinearitas
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda akan dapat:
·
Memahami sifat dan
konsekuensi dari multikolinearitas
·
Memahami cara mendeteksi
multikolinearitas
·
Memahami cara penyembuhan
multikolinearitas
URAIAN MATERI
Sifat
Multikolinearitas
Istilah kolinearitas
ganda (multicollinearity) diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya: Statistical
confluence analysis by means of Complete Regression System. Aslinya,
istilah multikolinearitas itu berarti adanya hubungan linear yang
sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara variabel-variabel bebas
dalam model regresi. Istilah kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan
adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna.
Konsekuensi
dari Multikolinearitas
Konsekuensi sebuah model yang mengandung
multikolinearitas adalah variannya akan terus naik atau membesar. Dengan varian yang semakin naik atau membesar maka standar error β1 dan β2
juga naik atau membesar. Oleh karena itu, dampak adanya multikolinearitas di
dalam model regresi jika kita menggunakan teknik estimasi dengan metode kuadrat
terkecil (OLS) adalah:
1.
Meskipun penaksir
OLS mungkin bisa diperoleh dan masih dikatakan BLUE, tapi kesalahan standarnya
cenderung semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antara peningkatan
variabel sehingga sulit mendapatkan penaksir yang tepat.
2.
Karena besarnya
kesalahan standar, selang atau interval keyakinan untuk parameter populasi yang
relevan cenderung lebih besar dan nilai hitung uji statistik t akan kecil
sehingga membuat variabel independen secara statistik tidak signifikan
mempengaruhi variabel independen.
3.
Atas dasar no.2,
dalam kasus multikolinearitas yang tinggi, data sampel mungkin sesuai dengan
sekelompok hipotesis yang berbeda-beda, jadi probabilitas untuk menerima
hipotesis yang salah (yaitu kesalahan tipe II) meningkat.
4.
Selama multikolinearitas
tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin tetapi taksiran dan
kesalahan standarnya menjadi sangat sensitif terhadap sedikit perubahan dalam
data.
5.
Jika multikolinearitas
tinggi, seseorang mungkin memperoleh R2 yang tinggi tetapi tidak
satupun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang penting secara
statistik, jadi mutikolinearitas yang tinggi membuat tidak mungkin mengisolasi
pengaruh individual dari variabel yang menjelaskan.
Cara Mendeteksi
Multikolinearitas
Ada beberapa cara mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas, yaitu melalui:
·
Nilai
R2 Tinggi Tetapi Hanya Sedikit Variabel Independen yang Signifikan
§ Korelasi Parsial
Antarvariabel Independen
·
Regresi
Auxiliary
§ Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF)
Cara Penyembuhan
Multikolinearitas
·
Tanpa
Ada Perbaikan
·
Ketika
dihadapkan dengan multikolinearitas yang parah, satu cara yang “paling
sederhana” untuk dilakukan adalah mengeluarkan satu dari variabel yang
berkoliner. Tetapi dalam mengeluarkan suatu variabel dari model, kita mungkin
melakukan bias spesifikasi, atau kesalahan spesifikasi.
·
Kombinasi
dari cross-sectional dan time series) dikenal sebagai
penggabungan (pooling the data)
merupakan salah satu perbaikan ketika ada masalah multikolinearitas.
EVALUASI
1.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan kondisi multikolinearitas?
2.
Jika
model kita terkena multikolinearitas, apa memang pengaruhnya ?
3.
Apa
yang dimaksud dengan “hight” but not
“perfect” multicollinearity? Masalah apa yang akan terjadi?
4.
Apa
yang dimaksud dengan BLUE? Masih BLUE –kah jika model kita terkena multikolinearitas?
5.
Jika
model kita terkena multikolinearitas, boleh tidak model tersebut kita lanjutkan
saja tanpa perbaikan? Mengapa? Jelaskan!
6.
Bagaimana
kita dapat mengetahui suatu model terkena multikolinearitas?
7.
Jika
model kita kena multikolinearitas dan ingin menyembuhkannya, bagaimana cara
penyembuhannya?
8.
Diketahui
data-data ekonomi Indonesia periode 1980-2008 sbb:
TAHUN
|
FDI
|
GDP
|
OPEN
|
INF
|
1980
|
5.85
|
13.26
|
48.36
|
15.97
|
1981
|
5.94
|
13.34
|
45.75
|
7.09
|
1982
|
6.13
|
13.36
|
43.40
|
9.69
|
1983
|
6.25
|
13.37
|
50.58
|
11.46
|
1984
|
5.82
|
13.44
|
42.88
|
8.76
|
1985
|
6.39
|
13.46
|
33.63
|
4.31
|
1986
|
6.19
|
13.52
|
40.79
|
8.83
|
1987
|
6.58
|
13.57
|
39.00
|
8.9
|
1988
|
6.36
|
13.62
|
39.50
|
5.47
|
1989
|
6.53
|
13.70
|
41.28
|
5.97
|
1990
|
6.56
|
13.76
|
45.87
|
9.53
|
1991
|
6.97
|
13.83
|
48.18
|
9.52
|
1992
|
7.57
|
13.89
|
48.59
|
4.94
|
1993
|
8.64
|
13.96
|
45.52
|
9.77
|
1994
|
8.24
|
14.03
|
41.46
|
9.24
|
1995
|
8.81
|
14.11
|
43.69
|
8.64
|
1996
|
8.44
|
14.18
|
41.50
|
6.47
|
1997
|
8.15
|
14.23
|
70.47
|
11.05
|
1998
|
8.49
|
14.09
|
63.97
|
77.63
|
1999
|
9.02
|
14.11
|
46.92
|
2.01
|
2000
|
9.20
|
14.14
|
72.55
|
9.35
|
2001
|
8.16
|
14.18
|
61.85
|
12.55
|
2002
|
8.03
|
14.23
|
43.37
|
10.03
|
2003
|
8.60
|
14.27
|
39.35
|
5.06
|
2004
|
8.43
|
14.32
|
47.79
|
6.4
|
2005
|
9.10
|
14.38
|
50.80
|
17.11
|
2006
|
8.70
|
14.43
|
43.72
|
6.6
|
2007
|
9.24
|
14.49
|
44.90
|
6.59
|
2008
|
9.61
|
14.55
|
50.13
|
11.06
|
Dimana :
FDI
|
=
|
Investasi
asing langsung (nilai realisasi investasi asing langsung dalam bentuk ln)
|
GDP
|
=
|
Pertumbuhan
ekonomi (di-proxy dengan ln PDB
riil)
|
OPEN
|
=
|
Rasio
ekspor dan impor terhadap PDB (keterbukaan ekonomi)
|
INF
|
=
|
Inflasi
(%)
|
a)
Coba
Anda regresikan FDI terhadap GDP, OPEN, dan INF dengan periode mulai tahun 1980
sampai 1996. Jelaskan makna dari koefisien masing-masing variabel tersebut!
b)
Uji
deteksi multikolinearitas dari hasil regresi a) tersebut melalui Nilai R2
, Korelasi Parsial Antarvariabel Independen, Regresi Auxiliary, dan Tolerance
(TOL) serta Variance Inflation Factor
(VIF). Apakah terjadi multikolinearitas atau tidak?
c)
Kemudian
coba Anda regresikan kembali FDI terhadap GDP, OPEN, dan INF dengan periode mulai
tahun 1980 sampai 2008. Lalu uji deteksi multikolinearitas dari hasil regresi
tersebut melalui Nilai R2 , Korelasi Parsial Antarvariabel
Independen, Regresi Auxiliary, dan Tolerance (TOL) serta Variance Inflation Factor (VIF). Apakah
terjadi multikolinearitas atau tidak?
d)
Menurut
Anda mana hasil yang lebih baik, hasil regresi model a) atau hasil regresi
model c) ? Jelaskan alasannya!
e)
Jika
model tersebut kena multikolinearitas, bagaimana cara penyembuhannya? Jelaskan
!
MATERI 6
HETEROSKEDASTISITAS
TUJUAN
Menjelaskan dan memahami pelanggaran asumsi klasik : heteroskedastisitas
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
·
Memahami sifat dan
konsekuensi dari heteroskedastisitas
·
Memahami cara mendeteksi
heteroskedastisitas
·
Memahami beberapa cara
mendeteksi heteroskedastisitas dengan
metode formal melalui metode Park, metode Glejser, metode korelasi
Spearman, metode Goldfeld-Quandt, metode Breusch-Pagan-Godfrey, dan metode
White.
·
Memahami cara penyembuhan
heteroskedastisitas
URAIAN MATERI
Sifat dan
Konsekuensi dari Heteroskedastisitas
Satu asumsi yang penting dalam model regresi linear
klasik ialah bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama, artinya Var () = untuk semua i,
i = 1, 2, ..... n. Asumsi ini disebut HOMOSKEDASTIK (homoscedastic).
Ada beberapa
alasan mengapa varians ui mungkin variabel (tidak konstan), yaitu :
a.
Sejalan
proses belajar (the errorlearning models)
manusia, kesalahan (error) perilaku
makin mengecil seiring berjalannya waktu. Dalam kasus ini, σi2
akan mengecil.
b.
Dengan
income meningkat, maka orang akan
lebih mempunyai kebebasan dan akan lebih banyak pilihan untuk menggunakan income-nya itu. Sehingga σi2 akan meningkat
sejalan dengan peningkatan pendapatannya.
c.
Perbaikan
teknik pengumpulan data akan menurunkan σi2
d.
Kesalahan
spesifikasi model, ini disebabkan:
·
Kesalahan
spesifikasi model yang dikarenakan menghilangkan variabel penting dalam model.
·
Dalam
fungsi permintaan jika tidak dimasukkan harga komoditi complementary (komplementer) maka σi2 tidak
konstan.
·
Kesalahan
tranformasi data (misal, Rasio / first
difference).
·
Kesalahan
bentuk fungsi (misal, linear atau log-linear model)
Jika terkena
heteroskedastisitas maka dengan demikian estimator tidak lagi mempunyai varian yang minimum apabila kita
menggunakan motode OLS. Oleh karena itu, estimator yang kita
dapatkan akan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.
Estimator
metode kuadrat terkecil masih linear (linear).
2.
Estimator
metode kuadrat terkecil masih tidak bias (unbiased).
3.
Tetapi,
estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum lagi (no longer best).
Jadi
kesimpulannya, dengan adanya heteroskedastisitas maka estimator OLS tidak
menghasilkan estimator yang Best Liniar Unbiased Estimator (BLUE)
hanya mungkin baru sampai Linear Unbiased Estimator (LUE).
Apa
konsekuensinya jika estimator tidak mempunyai varian yang minimum ? Maka jika
kita tetap menggunakan metode OLS maka konsekuensinya adalah :
1.
Jika
varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error metode OLS menjadi tidak bisa dipercaya
kebenarannya.
2.
Akibat
dari no 1 di atas, maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan
pada distribusi t maupun uji F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil
regresi.
Cara Mendeteksi
Heteroskedastisitas
1)
Metode
Informal (Grafik)
Metode dengan cara grafik ini merupakan
cara yang paling cepat dan mudah.
Ketentuannya
dari metode grafik ini adalah :
“Jika residual mempunyai varian yang sama
(homoskedastisitas) maka kita tidak mempunyai pola yang pasti dari residual.
Sebaliknya, jika residual mempunyai sifat heteroskedastisitas jika residual ini
menunjukkan pola tertentu.”
2)
Metode
Park
3)
Metode
Glejser,
4)
Metode
korelasi Spearman,
5)
Metode
Goldfeld-Quandt, metode Breusch-Pagan-Godfrey, dan
6)
Metode
White
Cara Penyembuhan
Heteroskedastisitas
Ketika model kita
diketahui mengandung masalah heteroskedastisitas maka harus disembuhkan karena
walaupun estimator masih linear dan tidak bias, tapi tidak lagi efisien karena
tidak mempunyai varian minimum.
Untuk
menghilangkan heteroskedastisitas ini ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan. Tapi juga, alternatif ini sangat tergantung pada ketersediaan
informasi tentang varian dan residual.
·
Jika
varian dan residual diketahui, maka heteroskedastisitas dapat diatasi dengan
metode Weighted Least Square (WLS)
atau Kuadrat Terkecil Tertimbang.
·
Jika
varian tidak diketahui, maka heteroskedastisitas dapat diatasi dengan metode
White dan atau metode transformasi.
EVALUASI
1.
Menurut
Anda apa yang dimaksud dengan model dalam kondisi kena heteroskedastisitas ?
2.
Jika
model kita terkena heteroskedastisitas, apa memang pengaruhnya ?
3.
Apakah
masih dalam kondisi BLUE jika model kita terkena heteroskedastisitas ?
4.
Jika
model kita terkena heteroskedastisitas, boleh tidak model tersebut kita
lanjutkan saja tanpa perbaikan? Mengapa? Jelaskan!
5.
Bagaimana
kita dapat mengetahui suatu model terkena heteroskedastisitas?
6.
Jika
model kita kena heteroskedastisitas dan ingin menyembuhkannya, bagaimana cara
penyembuhannya?
7.
Diketahui
data-data ekonomi Indonesia periode 1980-2008 sbb:
TAHUN
|
FDI
|
GDP
|
OPEN
|
INF
|
1980
|
5.85
|
13.26
|
48.36
|
15.97
|
1981
|
5.94
|
13.34
|
45.75
|
7.09
|
1982
|
6.13
|
13.36
|
43.40
|
9.69
|
1983
|
6.25
|
13.37
|
50.58
|
11.46
|
1984
|
5.82
|
13.44
|
42.88
|
8.76
|
1985
|
6.39
|
13.46
|
33.63
|
4.31
|
1986
|
6.19
|
13.52
|
40.79
|
8.83
|
1987
|
6.58
|
13.57
|
39.00
|
8.9
|
1988
|
6.36
|
13.62
|
39.50
|
5.47
|
1989
|
6.53
|
13.70
|
41.28
|
5.97
|
1990
|
6.56
|
13.76
|
45.87
|
9.53
|
1991
|
6.97
|
13.83
|
48.18
|
9.52
|
1992
|
7.57
|
13.89
|
48.59
|
4.94
|
1993
|
8.64
|
13.96
|
45.52
|
9.77
|
1994
|
8.24
|
14.03
|
41.46
|
9.24
|
1995
|
8.81
|
14.11
|
43.69
|
8.64
|
1996
|
8.44
|
14.18
|
41.50
|
6.47
|
1997
|
8.15
|
14.23
|
70.47
|
11.05
|
1998
|
8.49
|
14.09
|
63.97
|
77.63
|
1999
|
9.02
|
14.11
|
46.92
|
2.01
|
2000
|
9.20
|
14.14
|
72.55
|
9.35
|
2001
|
8.16
|
14.18
|
61.85
|
12.55
|
2002
|
8.03
|
14.23
|
43.37
|
10.03
|
2003
|
8.60
|
14.27
|
39.35
|
5.06
|
2004
|
8.43
|
14.32
|
47.79
|
6.4
|
2005
|
9.10
|
14.38
|
50.80
|
17.11
|
2006
|
8.70
|
14.43
|
43.72
|
6.6
|
2007
|
9.24
|
14.49
|
44.90
|
6.59
|
2008
|
9.61
|
14.55
|
50.13
|
11.06
|
Dimana :
FDI
|
=
|
Investasi
asing langsung (nilai realisasi investasi asing langsung dalam bentuk ln)
|
GDP
|
=
|
Pertumbuhan
ekonomi (di-proxy dengan ln PDB
riil)
|
OPEN
|
=
|
Rasio
ekspor dan impor terhadap PDB (keterbukaan ekonomi)
|
INF
|
=
|
Inflasi
(%)
|
a) Uji deteksi
heteroskedastisitas dari hasil regresi FDI terhadap GDP, OPEN, dan INF dari
data tabel tersebut melalui :
o Metode Informal
(Grafik),
o
Metode Park,
o
Metode Glejser,
o
Metode Korelasi
Spearman,
o
Metode
Goldfeld-Quandt,
o
Metode
Breusch-Pagan-Godfrey,
dan
o
Metode White.
b)
Jika
model tersebut terkena heteroskedastisitas, bagaimana cara penyembuhannya?
Jelaskan !
MATERI 7
AUTOKORELASI
TUJUAN
Menjelaskan dan memahami pelanggaran asumsi klasik : autokorelasi.
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, Anda akan dapat:
·
Memahami sifat dan
konsekuensi dari autokorelasi.
·
Memahami cara mendeteksi
autokorelasi seperti Metode Durbin-Watson dan Metode Breusch-Godfrey
·
Memahami cara penyembuhan
autokorelasi baik ketika struktur autokorelasi diketahui maupun tidak
diketahui.
URAIAN MATERI
Sifat dan Konsekuensi dari Autokorelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti
adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang
berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi
merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan yang
lain.
Jadi, autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi
dengan residual dengan observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada
data yang bersifat runtut waktu (time
series), karena berdasarkan sifatnya data masa sekarang dipengaruhi oleh
data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan
autokorelasi terdapat pada data yang bersifat antar objek (cross section).
Pengaruh
autokorelasi
Apabila data yang kita analisis
mengandung autokorelasi, maka estimator yang kita dapatkan memiliki
karakteristik berikut ini :
a.
Estimator
metode kuadrat terkecil masih linear
b.
Estimator
metode kuadrat terkecil masih tidak bias
c.
Estimator
metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum (no longer best)
Dengan demikian, seperti halnya pengaruh
heteroskedastisitas, autokerelasi juga akan menyebabkan estimator hanya
bersifat LUE, tidak lagi BLUE.
Cara Mendeteksi Autokorelasi
Cara untuk memeriksa ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan :
·
Uji
Durbin Watson (D-W)
Uji D-W merupakan salah satu uji yang
banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
·
Uji
Breusch-Godfrey (uji BG)
Nama lain uji BG ini adalah uji lagrange-multiplier (uji LM) atau
(pengganda lagrange)
Cara Penyembuhan Autokorelasi
Oleh
karena diketahui adanya korelasi serial mengakibatkan
pemerkira OLS yang bias tak
efisien,
maka perlu untuk mencari jalan keluarnya. Cara penyembuhannya sangat tergantung
kepada pengetahuan apa yang kita miliki tentang ketergantungan di antara
kesalahan pengganggu tersebut. Kita akan bedakan dua situasi. Situasi pertama
kalau struktur autokorelasi diketahui dan situasi kedua kalau
struktur tidak diketahui.
Apabila data kita mengandung
autokorelasi, data harus segera diperbaiki agar model tetap dapat digunakan.
Untuk menghilangkan masalah autokorelasi, harus diketahui terlebih dahulu
besarnya koefisien autokorelasi, ρ.
Untuk menghitung nilai ρ, dapat
digunakan Uji g atau bisa dikenal dengan Uji Berenblutt-Webb. Uji ini
menggunakan persamaan :
variabel
et menggambarkan residual persamaan regesi model awal, sedang vt
merupakan residual dari persamaan regresi yang sudah didiferensi satu kali.
Kita susun lagi H0:ρ = 1 (bukan H0:ρ = 0). Kemudian bandingkan nilai hitung g
dengan nilai kritis d. jika g lebih kecil daripada dL, Ho tidak
dapat diterima, atau dengan kata lain ada korelasi positif di antara residual.
Kemudian setelah ρ diketahui, baru kita
dapat menghilangkan autokorelasi.
Beberapa alternatif menghilangkan
masalah autokorelasi adalah sebagai berikut :
a.
Bila
struktur Autokorelasi (ρ) diketahui.
b.
Bila
struktur Autokorelasi (ρ) tidak diketahui.
·
Bila
ρ tinggi : Metode Diferensi Tingkat Pertama.
·
Estimasi
ρ didasarkan pada statisitk d Durbin
Watson.
·
Estimasi
ρ dengan metode dua langkah Durbin
·
Bila
ρ tidak diketahui : Metode Cochrane-Orcutt.
EVALUASI
1.
Jika
suatu model terkena autokorelasi, apa implikasinya ?
2.
Jika
suatu model terkena autokorelasi, apakah
model tersebut masih BLUE?
3.
Jika
suatu model terkena autokorelasi, apakah model tersebut dapat digunakan tanpa
perbaikan? Mengapa? Jelaskan!
4.
Bagaimana
cara mendeteksi adanya autokorelasi?
5.
Bagaimana
cara penyembuhan autokorelasi ?
6.
Diketahui
data-data ekonomi Indonesia periode 1980-2008 sbb:
TAHUN
|
FDI
|
GDP
|
OPEN
|
INF
|
1980
|
5.85
|
13.26
|
48.36
|
15.97
|
1981
|
5.94
|
13.34
|
45.75
|
7.09
|
1982
|
6.13
|
13.36
|
43.40
|
9.69
|
1983
|
6.25
|
13.37
|
50.58
|
11.46
|
1984
|
5.82
|
13.44
|
42.88
|
8.76
|
1985
|
6.39
|
13.46
|
33.63
|
4.31
|
1986
|
6.19
|
13.52
|
40.79
|
8.83
|
1987
|
6.58
|
13.57
|
39.00
|
8.9
|
1988
|
6.36
|
13.62
|
39.50
|
5.47
|
1989
|
6.53
|
13.70
|
41.28
|
5.97
|
1990
|
6.56
|
13.76
|
45.87
|
9.53
|
1991
|
6.97
|
13.83
|
48.18
|
9.52
|
1992
|
7.57
|
13.89
|
48.59
|
4.94
|
1993
|
8.64
|
13.96
|
45.52
|
9.77
|
1994
|
8.24
|
14.03
|
41.46
|
9.24
|
1995
|
8.81
|
14.11
|
43.69
|
8.64
|
1996
|
8.44
|
14.18
|
41.50
|
6.47
|
1997
|
8.15
|
14.23
|
70.47
|
11.05
|
1998
|
8.49
|
14.09
|
63.97
|
77.63
|
1999
|
9.02
|
14.11
|
46.92
|
2.01
|
2000
|
9.20
|
14.14
|
72.55
|
9.35
|
2001
|
8.16
|
14.18
|
61.85
|
12.55
|
2002
|
8.03
|
14.23
|
43.37
|
10.03
|
2003
|
8.60
|
14.27
|
39.35
|
5.06
|
2004
|
8.43
|
14.32
|
47.79
|
6.4
|
2005
|
9.10
|
14.38
|
50.80
|
17.11
|
2006
|
8.70
|
14.43
|
43.72
|
6.6
|
2007
|
9.24
|
14.49
|
44.90
|
6.59
|
2008
|
9.61
|
14.55
|
50.13
|
11.06
|
Dimana :
FDI
|
=
|
Investasi
asing langsung (nilai realisasi investasi asing langsung dalam bentuk ln)
|
GDP
|
=
|
Pertumbuhan
ekonomi (di-proxy dengan ln PDB
riil)
|
OPEN
|
=
|
Rasio
ekspor dan impor terhadap PDB (keterbukaan ekonomi)
|
INF
|
=
|
Inflasi
(%)
|
a) Uji deteksi
autokorelasi dari hasil regresi FDI terhadap GDP, OPEN, dan INF dari data tabel
tersebut melalui :
o Metode Durbin-Watson
o Metode Breusch-Godfrey
b)
Jika
model tersebut terkena autokorelasi, bagaimana cara penyembuhannya? Jelaskan !
MATERI 8
ANALISIS REGRESI DATA PANEL
TUJUAN
Memahami
dan menganalisis regresi data panel
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
·
Memahami konsep regresi
data panel
·
Memahami estimasi regresi
data panel dengan pendekatan fixed effect
·
Memahami estimasi regresi
data panel dengan pendekatan random
effect
·
Memahami
pemilihan teknik estimasi regresi data panel
URAIAN MATERI
Konsep Data
Panel
Data panel (panel/pooled data) adalah gabungan antara data silang (cross section) dengan data runtut waktu
(time series). Data panel
diperkenalkan oleh Howles pada tahun 1950.
·
Data
time series biasanya meliputi satu
objek (misalnya tingkat inflasi, laba, investasi, pertumbuhan ekonomi, dll),
tetapi meliputi beberapa periode (bisa harian, bulanan, kuartalan, tahunan dan
sebagainya).
·
Data
cross section terdiri atas beberapa
atau banyak objek, sering disebut responden, (misalnya perusahaan, propinsi,
kabupaten, negara, dll) dengan beberapa jenis data (misalnya laba, biaya iklan,
laba ditahan, tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dll).
·
Panel
data (pooled data), dimana apabila
kita ingin menganalisis semua data di atas, maka kita dapat menggabungkannya
menjadi satu kelompok observasi, itulah yang kemudian kita sebut data panel.
Regresi data
Panel
Regresi dengan menggunakan data panel
disebut model regresi data panel. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
menggunakan data panel.
·
Data
panel yang merupakan gabungan data time
series dan cross section mampu
menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of freedom yang lebih besar.
·
Menggabungkan
informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah
yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel atau (omitted – variable).
Model regresi dengan data panel, secara
umum mengakibatkan kesulitan dalam menentukan spesifikasi modelnya. Residualnya
akan mempunyai dua kemungkinan yaitu residual time series, cross section maupun keduanya. Ada beberapa metode
yang bisa digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel. Akan bahas secara detail
yaitu pendekatan Fixed Effect dan
pendekatan Random Effect.
·
Teknik
yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel adalah dengan
mengkombinasikan data time series dan
cross section dengan menggunakan
metode OLS (estimasi common effect).
Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.
Diasumsikan data perilaku antar individu sama dengan kurun waktu.
·
Model
yang dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan
koefisien regresor yang sama. Model ini yang kemudian kita kenal dengan regresi
Fixed
effect (efek tetap).
·
Di
dalam mengestimasikan data panel dengan fixed
effects melalui teknik variabel dummy menunjukan ketidakpastian model yang
kita gunakan dan itulah kelemahannya. Untuk mengatasi masalah ini kita bisa
menggunakan variabel residual yang dikenal sebagai metode Random Effects. Di dalam model ini kita akan memilih estimasi data
panel dimana residual mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu.
Pemilihan Teknik
Estimasi Regresi Panel Data
Dalam pembahasan
teknik estimasi model regresi data panel
sebelumnya, ada 3 teknik yang bisa kita digunakan yaitu :
·
Model
dengan metode OLS (common),
·
Model
Fixed effect, dan
·
Model
Random Effect.
Pada bagian ini
akan di bahas 3 uji yang digunakan untuk menentukan teknik yang paling tepat
untuk mengestimasi regresi data panel
apakah metode OLS, Fixed Effect atau Random Effect.
Pertama kita
akan lakukan uji - F ini digunakan untuk memilih antara metode OLS tanpa
variabel dummy atau fixed Effect.
Kedua, uji Langrange Multiplier (LM)
digunakan untuk memilih antara OLS tanpa
variabel dummy atau Random Effect. Dan yang ketiga, untuk memilih antara Fixed Effect atau Random Effect ini kita gunakan uji yang di kemukakan oleh Hausman
yaitu Hausman Test.
EVALUASI
1.
Jelaskan
kegunaan menggunakan data panel dalam penelitian !
2.
Jelaskan
perbedaan estimasi data panel dengan pendekatan Fixed Effect dan Random
Effect !
3.
Program
Eviews juga menyediakan data panel untuk latihan dengan nama Poolg7.wf1. Lihat
di computer Anda pada folder C:\Program Files\EViews5\Examples\Data. Sehingga
terlihat seperti pada gambar berikut ini.
Dari data
tersebut diketahui data GDP dari 7 negara yang meliputi periode 1950 sampai
1992.
Dengan
menggunakan GDP salah satu negara sebagai variabel dependen dan data negara
lain sebagai variabel independen. Misalnya yang dianalisis :
·
GDP
jpn = a0 + a1 GDP us + a2 GDP
can
·
GDP
uk = a0 + a1 GDP fra + a2 GDP
ger + a3 GDP ita
Berdasarkan data
dan model tersebut, coba Anda jalankan analisis regresi dengan menggunakan
metode Fixed Effect.
4.
Berdasarkan
data dan model tersebut juga, kembali Anda coba jalankan analisis regresi
sekarang dengan menggunakan metode Random
Effect.
MATERI 9
MODEL PERSAMAAN SIMULTAN
TUJUAN
Memahami
model persamaan simultan
KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
·
Memahami sifat dasar model persamaan simultan
·
Memahami
beberapa contoh model persamaan simultan
·
Memahami masalah
identifikasi dalam model persamaan simultan
·
Memahami
metode ILS (Indirect Least Squares)
dan TSLS (Two Stage Least Square)
dalam estimasi persamaan simultan
·
Mampu
mengoperasi program EViews untuk menganalisis model persamaan simultan terutama
metode TSLS.
URAIAN MATERI
Sifat Dasar
Model Persamaan Simultan
Sampai sejauh
ini kita baru membahas model regresi dengan apa yang disebut dengan persamaan
tunggal, dengan pengaruh yang hanya satu arah saja, yaitu dimana menggambarkan
pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independen) terhadap satu variabel
tidak bebas (dependen). Variabel bebas beraksi,
kemudian timbul reaksi dari variabel
tidak bebasnya.
Kemudian, dalam
kenyataannya peristiwa dalam ekonomi itu saling
mempengaruhi. Sehingga ada kemungkinan X mempengaruhi Y, dan sebaliknya Y
mempengaruhi X. Inilah yang kemudian kita sebut hubungan dua arah atau
simultan. Maka berikutnya, penyebutan X sebagai variabel bebas (independent or explanatory variables) dan Y sebagai variabel tidak bebas (dependent variables) tidak tepat lagi,
sebab yang tidak bebas juga bisa berperan sebagai variabel bebas atau
sebaliknya.
Sehingga nama
variabel dalam persamaan simultan dibedakan menjadi dua, yaitu variabel endogen
(endogeneous variables) dan variabel
eksogen (exogeneous variables).
Masalah
Identifikasi
Identifikasi
masalah berarti menentukan apakah nilai estimasi parameter persamaan struktural
dapat diperoleh dari estimasi persamaan reduksi. Masalah identifikasi muncul
karena kumpulan koefisien struktural yang berbeda mungkin cocok dengan
sekumpulan data yang sama.
Sebuah sistem persamaan dikatakan :
1.
Exactly
identified
jika nilai parameter yang unik dapat diperoleh, artinya hanya ada satu nilai
untuk setiap koefisien parameter struktural.
2.
Over identified jika nilai
parameter persamaan struktural yang diperoleh lebih dari satu.
3.
Under identified jika nilai parameter persamaan struktural tidak dapat
diperoleh.
4.
Identified jika mungkin untuk
mendapatkan nilai parameter dari estimasi persamaan reduksi.
Aturan untuk
Melakukan Identifikasi
Ketentuannya
adalah :
a.
Jika K - k = m - 1
maka persamaan tersebut dikatakan exactly
(just) identified (teridenfikasi tepat)
b.
Jika
K - k > m - 1 maka persaman tersebut over
identified (terlalu teridentifikasi)
c.
Jika K - k < m -
1 maka persamaan tersebut under
identified (tidak teridentifikasi)
Dimana:
M = jumlah variabel
endogen di dalam model simultan
m = jumlah variabel
endogen di dalam persamaan tertentu
K
= jumlah variabel predetermine (eksogen) di dalam model
simultan
k
= jumlah variabel predetermine (eksogen) di dalam
persamaan tertentu.
Sebagai
kesimpulan terakhir bahwa yang hanya bisa diolah adalah apabila model tersebut
berupa over identified dan atau exactly (just) identified. Dimana ketika
over identified kita bisa menggunakan
metode Two Stage Least Squares (TSLS)
dan ketika exactly identified kita
bisa menggunakan metode Indirect Least
Squares (ILS).
Estimasi
Persamaan Simultan
Pendekatan yang digunakan untuk
mengestimasi persamaan struktural pada persamaan simultan yaitu model persaman
tunggal (limited information method)
dan metode sistem seluruh (full information method).
Dalam metode persamaan tunggal, estimasi
terhadap setiap persamaan struktural dilakukan secara individu dengan
memperhitungkan setiap pembatasan yang ditempatkan, tanpa memperhatikan
pembatasan atas persamaan lainnya. Sebaliknya, dengan metode sistem seluruh
persamaan struktural diestimasi secara bersamaan dengan memasukkan unsur
pembatasan pada persamaan tersebut.
Penyelesain sebuah persamaan simultan
dengan masalah identifikasi yang berbeda dapat menggunakan beberapa metode,
yaitu :
·
Metode
Indirect Least Squares (ILS)
·
Metode
Two Stage Least Squares (TSLS)
EVALUASI
1.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan :
a)
Sistem
persamaan simultan
b)
Persamaan
struktural (structural equations)
c)
Bentuk
persamaan sederhana (reduced form
equations)
d)
Persamaan
simultan yang bias
2.
Perhatikan
model berikut :
Demand : Qt = a0 + a1Pt
+ a2Yt + e1t , a1
< 0 , a2 > 0
Supply : Qt = b0 + b1Pt
+ e2t , b1
> 0
Dimana :
Q = Kuantitas
P =
harga
Y =
pendapatan
a)
Coba
Anda jelaskan mengapa dua persamaan tersebut merupakan model persamaan simultan
?
b)
Sebutkan
mana yang termasuk variabel endogen dan eksogennya ?
c)
Jelaskan
pula mengapa perkiraan parameter untuk dua persamaan di atas bias dan tidak konsisten ?
3.
Misal
ada tiga persamaan sebagai berikut:
Y1t =
a0 + a1Xt + e1t
Y2t =
b0 + b1Y1t + b2Xt + e2t
Y3t =
c0 + c1Y2t + c2Xt + e3t
a)
Menurut
Anda apakah itu merupakan model persamaan simultan ?
b)
Bisakah
OLS kita pergunakan sebagai memperkirakan setiap persamaan simultan? Mengapa?
Jelaskan !
4.
Coba
Anda jelaskan dengan hal-hal sbb:
a)
Apa
yang dimaksud dengan “identification”?
b)
Jika
bagaimana suatu persamaan dalam model persamaan disebut identifikasi tepat (exactly edentified), Over identified, dan Under identified ?
c)
Apa
yang dimaksud dengan “order condition” dan “rank condition’ !
d)
Jika
kita melihat model yang ada di soal no. 2, menurut Anda apakah termasuk exactly edentified, Over identified, dan Under
identified ?
5.
Buatlah
model yang berbentuk model persamaan simultan, kemudian cari datanya, dan analisis
regresinya!